Rabu, 18 September 2013

Sungai di Langit



“Melayang itu sangat mudah ketika kamu sudah berada di antara bintang-bintang sejak awal.”

Gadis mengayunkan kedua kakinya yang terjuntai telanjang di atas ratusan kerlip kecil yang menyebar di kegelapan tak berkesudahan. Ia menghembuskan nafas – sempat mengukur berapa lama kira-kira tubuhnya butuhkan untuk mengambang hingga sampai ke planet terdekat, sebelum akhirnya benaknya mentok dan ia menyerah. Sepertinya akan lebih baik jika ia menyerahkan momentum pendaratannya kepada alam yang tentu lebih pintar dan lebih ahli dalam soal begini. Atau kalau tidak, nanti saja ia tanyakan ke Gangga. Dia biasanya tahu.

“Aku mau mengambil satu,” Gadis menengadah, telunjuknya mengarah ke binar bintang keunguan di sebelah kanan kakinya. “Bisa tidak ya?”

Gangga mengambil tempat di sebelah Gadis. “Yang itu?”

“Bukan, sebelahnya. Yang agak ungu,” Gadis menggeser jari Gangga hingga menunjuk ke tempat yang benar, tidak menyadari nafas Gangga yang sempat berhenti di detik kulitnya menyentuh kulit Gadis.

Gangga mengangguk, berusaha tidak menggubris kekecewaannya saat Gadis menarik tangannya kembali. “Bisa. Tapi sepertinya kamu akan agak lama sampai di sana.”

Gadis mengangkat bahu. “Tidak masalah. Aku punya banyak waktu.”

“Mau sekarang?” tanya Gangga. Gadis terlihat menimbang-nimbang.

“Besok saja. Sekarang aku lelah, mau tidur. Sudah hampir terang.”

Gadis mendongak. “Besok temani aku lagi ya?”

Anggukan Gangga mengembangkan senyum Gadis, yang serta merta menyandarkan tubuhnya di bahu pemuda itu. Gangga menarik hawa lembut tubuh Gadis, menyecap kehangatannya, menikmati keberadaannya selagi dia bisa.

“Selamat tidur Gadis,”

Gangga memejamkan mata saat hangat tubuh itu mulai sirna, wanginya mulai pergi, hingga yang tertinggal hanya lah pendar cahaya biru dari pangkuannya. Sinar itu perlahan melayang, terus naik ke atas, sebelum akhirnya lenyap sama sekali. Gangga hanya bisa menatap bundaran biru nun jauh di langit sana sambil berharap semoga Gadis sampai dengan selamat, hingga besok alam mengizinkan mereka untuk bertemu lagi. Dan Gangga akan punya satu kali kesempatan lagi untuk bersamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar